top of page

#AskAuthor : Bagaimana Supaya Kakak Kuat Menghadapi Masalah?

Hello hello, guys.

Aku tau mungkin lama sekali sejak aku on blog, dan saat aku kembali ke sini, banyak mails yang masuk, entah itu cuma sekedar say hello, tanya Line, atau ngobrol seputar menulis dan AskAuthor. Satu hal yang pasti, aku mau berterimakasih karena kalian masih kirim support untuk aku walau akhir-akhir ini aku absen menulis. Dan support kalian itu membantuku untuk tetap stay di Wattpad.

Omong-omong, ingat postinganku sebelumnya soal personal supporterku, Momo? The one who support me through ups and downs dan never give up on me and always there for me?

Momo is gone.

And a part of me died with Momo.

Semua berlangsung begitu cepat, dan aku sampai berpikir, badai macam apa lagi yang harus aku alami saat ini? Laut demi laut aku lewati, kapal yang aku tumpangi sudah bolong-bolong, rambut sudah hancur basah berantakan, wajah sudah kusam lelah, dan badai masih berdiri tegak bermeter-meter di depan tanpa bersimpatik sedikit pun?

Kalut.

Itu satu kata yang bikin aku down berat, dan semakin down lagi saat tau bahwa kemungkinan badai itu reda adalah NOL. Sesuai pertanyaan yang aku dapat randomly dari entah-siapa-nama-kamu-nak, aku akan cerita sedikit soal ini. Mungkin beberapa dari kalian sedang down berat saat ini, jadi dengan aku bercerita sedikit, kuharap kalian tahu kalau kalian tidak sendirian.

Sudah kubilang, Momo hilang. Dan saat Momo hilang, spirit aku hilang. Lalu akhirnya berdampak ke hal-hal lain yang akhirnya membuat diriku menumpuk semua permasalahan itu dan BAM, meledak dengan hebatnya. Suatu malam aku duduk termenung di kursi belajarku, melototin laptop sambil berharap tugasku bisa selesai hanya dengan pelototan laserku, tapi kemudian aku sadar.

Aku bukan Tuhan.

Tidak ada yang namanya duduk memandangi sesuatu dan sesuatu itu akan selesai begitu saja. This ain't Harry Potter, darling, this is real world. Itu yang menampar aku akhirnya, menyadarkan aku kalau hello, aku masih hidup. Bertubi-tubi masalah yang aku dapat dan aku masih berdiri. Coba pikir, siapa yang kasih aku kekuatan sebegitu besarnya kalau bukan Yang Di Atas?

Bayangkan deh, kamu mengarungi lautan yang tenang dengan orang tersayang selama bertahun-tahun, mencoba mencari daratan dan toh, kamu tidak merasa takut karena apa? Kamu bersama orang yang kamu sayang. Apapun yang terjadi, you're with him/her. Nothing will goes against you when you're with your loved ones, remember the power of love and affection? Kemudian suatu saat, kamu salah jalan dan badai besar menunggu di depan sana. Singkat cerita, kapalmu terbalik dan partner-in-crime kamu hilang ditelan air laut. Menangis? Tentu saja kamu menangis. Tapi apa menangis akan membawamu PLUNG langsung menuju daratan dan kamu bisa mencari PIC PIC lain? (PIC: Partner In Crime). No. Lebih tepatnya lagi, kamu tidak bisa berharap ombak Tsunami akan mengampunimu, karena saat kamu ada di laut, air matamu nggak akan terlihat. Wajahmu bakal basah kena air, dan air matamu menyatu dengan air laut.

Jadi apa yang kamu harus lakukan? Usaha cari kayu atau apapun itu agar bisa bertahan hidup (baca: cari jalan keluar, tidak mungkin tidak ada kayu atau sisa puing kapal kamu sama sekali) atau kalau kamu sudah lelah dan bingung harus apa, berbaring saja mengambang-ambang (baca: berserah pada Tuhan).

But okay, I'm rambling right now. What I'm trying to say is that, saat kamu ada masalah, there's no way you could tell Mr.Problem to friggin' stop. He won't listen. Because he is created that way. Mr.Problem is created to create Problem. He wasn't created to make Peace in Problem.

In conclusion, yang aku lakukan pertama kali saat aku kena masalah bertubi-tubi adalah:

1. Menyerah dan menerima keadaan.

Jadi hal pertama yang harus aku ( dan kalian ) lakukan adalah jelas, ikhlas dan menerima keadaan. Kalau kalian sudah lakukan itu, pikiran kalian akan jadi jauuuh lebih jernih lagi dan bisa mencerna semuanya. Trust me, memang sulit saat kalian betul-betul kalut dan yang ingin kalian lakukan hanyalah menangis. Aku paham rasanya. Karena aku pernah ada di posisi itu. Dan kemudian saking kebalnya tubuh kalian dari luka, saat kalian mendapat luka baru dari benda tajam macam apa saja, tubuh kalian akan refleks menahan rasa sakit luka itu. Lalu kalian akan bilang apa? "Sudah biasa, sudah nggak sakit lagi."

Itu terdengar menyakitkan, sih, tapi sebenarnya hal seperti itu akan bikin kalian kuat. Secara tidak langsung, kalian tidak akan menyerahkan diri dan bermanja-manja dengan masalah. Instead, kalian memilih untuk tidak merasakan rasa sakitnya. Dan itu fase yang terjadi padaku setelah lama aku merasakan sakit terus-menerus.

2. Aku tidak akan merasa seakan-akan aku orang paling menderita dan sakit di dunia ini.

Mama aku selalu bilang,"Kalau sakit jangan terlalu dirasakan, nanti tambah kerasa sakit." Aku memang tidak paham kedokteran, tapi aku tau kalau beberapa penyakit datangnya dari situ, iya, tunjuk kepala kalian, yep, true. Dari sana. Pikiran itu jahat. Lebih jahat dari orang berotak mesum sekali pun. Orang berotak mesum masih bisa dilempar masuk rehabilitasi atau doakan saja dia, dan tebak apa? Suatu saat kalau memang beruntung, mereka bisa berubah. Tapi pikiran yang terkontaminasi hal-hal negatif dan selalu memandang masalah sebagai sesuatu yang harus disingkirkan?

It's going to kill you, darling.

Saat kamu merasa kamu orang paling sakit dan menderita di dunia ini, kamu nggak akan melihat sekelilingmu. karena apa, kamu merasa kamulah yang menanggung beban paling berat di dunia, sampai-sampai kamu merasa otot kamu udah segede The Rock. Padahal kamu salah besar. Toleh ke belakang, bayangkan dua wajah yang selalu menemanimu sejak kamu teriak-teriak dari dalam bilik rumah sakit, iya, orang tua kamu. Tepat banget. Kalau kamu menderita dan sakit, mereka apa? Amat sangat menderita? Aku memang tidak tau masalah yang kalian hadapi, tapi bicara dari sisi aku, setiap kali aku merasa aku dapat masalah, aku selalu berpikir, setidaknya tanggung jawab aku hanya fokus di belajar. Ortu (Orang tua) aku harus sibuk repot cari duit biar ini nih, anak yang selalu merasa dirinya paling menderita dan sakit, bisa terus berjuang mendapat kehidupan yang layak, yang tidak menderita dan sakit.

Memang kadang aku suka merasa, apa mereka tidak mengerti aku? Kenapa aku terus yang mengerti mereka? Oh, no no no. Tidak. Mereka sangat mengerti aku. Dan ketika orang tua diam saja melihat anaknya ada di titik terendah atau bermasalah, mereka justru mau lihat. Sejauh mana anaknya bisa menghadapi tekanan hidup. Mereka pasti tau batas kok. Awalnya mereka juga begitu denganku. Mendidikku tegas dan disiplin, tapi ketika aku ada di batas limit aku, mereka turun tangan menopang aku juga. Jadi ketika kalian mendapat masalah dan merasa "Oh God I'm alone, I'm friggin alone bagaimana ini, hidupku bagai seonggok ubi yang tergeletak di tanah gersang tanpa ada yang memerhatikan, bahkan semut saja tidak peduli denganku...." Stop it right now.

Saat kamu merasa sendiri (which aku pernah rasakan), selalu ingat kalau kamu punya keluarga kamu, dan itu akan menguatkan kamu. ;) Worst case, kamu masih punya Pencipta kamu, dan itu yang menguatkan aku setiap saat. Karena bagaimana pun juga, nggak selamanya laut itu kena badai terus. Pasti ada reda-redanya.

3. Flow With The Wind.

Jangan pernah menerobos balik. Udah, ikutin aja arusnya gimana. Saat aku dihajar masalah bertubi-tubi mulai dari masalah percintaan, sosial, kuliah, tugas seabrek, tekanan ini itu, pikiran yang terlalu negatif, aku selalu panik. Tapi in the end aku akhirnya menyerah. Seakan, aku ini burung, lalu aku terbang keluar dan aku mulai capek karena arah anginnya menamparku balik ke belakang. Lucunya, aku tidak sadar kalau si Angin mau aku bergerak ke belakang dan bukannya ke depan. Coba deh, bayangkan kalian sedang berenang menembus arus, tenaga yang kalian keluarkan akan banyak, kan? Capek, kan? Lelah, letih, dan akhirnya apa? "Aduh gila, arusnya kenceng banget, bisa mati nih gue, mana celana dalam gue ini Victoria's Secret yang seri Fantasy Bra satu set sama CD-nya pula, gue mana pesen yang ada Swarovski-nya pula, bisa hilang semua tuh berlian belum sempat gue gadaikan."

Dan memang, si arus sungai tukang hancurin CD Victoria's Secret ini bakal dengarkan celotehan kamu? NO. Seperti yang aku bilang di atas, Mr.Arus Sungai diciptakan sebagai Arus Sungai.

Sedangkan you, diciptakan untuk berpikir logis.

Coba deh, berhenti memaksa menembus arus sungai dan ikutin aja tuh sungai kemana arahnya. Mengambang, memandang ke langit, dan merasakan air sungai membawamu entah kemana. Memang, kadang kepala kalian bisa terantuk batu dan akan benjol 30 hari, tapi nggak seterusnya sungai itu berbatu-batu. Ujung-ujungnya kalau kalian menyerah aja sama itu sungai, bisa aja kalian sampai di daerah yang dangkal dan tau-tau menemukan taman indah penuh bunga. Atau bisa aja di perjalanan, kalian ketemu abang-abang ganteng yang kelak bisa jadi kekasih hati kalian. Jadi kalian tentu nangkep kenapa aku bilang ikutin aja arusnya, karena sekeras apapun kalian mencoba melawan, kalau arus itu terlalu kuat, kalian toh bakal hanyut.

Dan ingat deh, aku sudah lama nulis Trapped, dan aku tau rasanya hanyut itu nggak enak. Kalian terpeleset jatuh, kepala terantuk batu benjol 30 hari, belum lagi kelelep dan kehabisan napas. Kalau kalian duduk aja di sana, rebahan dan mengambang di bawa arus sungai, apa bakal ada adegan terpeleset dan terantuk batu? Nggak akan ada. Aku rasa kalian paham apa yang aku lakukan selama ini lewat ilustrasi CD Victoria's Secret ini. Just believe that God would never leave you alone. Jangan pernah melompati waktu yang sudah dikasih Tuhan. Kalau memang kalian dikasih masalah, ya udah jalani saja dulu. Ada kalanya masalah itu diberi ke kalian, ada kalanya kalian akan dikuatkan dan dituntun keluar dari masalah. Jadi tunggu aja, yang baik nggak akan kemana-mana kok.

4. Paksa Diri Berpikir Positif

Sulit ya? Jelas. Aku pun masih sulit begitu saat Momo pergi dan aku tidak punya Momo-momo-an lagi. Tapi kemudian aku sadar, hidup aku masih panjang. Kalau memang ini saatnya Momo pergi, ya sudah, aku toh nggak bisa menahan, bukan? Ada saatnya itu diambil dari aku dan apa aku punya hak untuk melarangnya? TIdak. Lalu hak aku apa? Berdiri lagi dan terus tembus angin topan itu. Aku sempat berpikir, apa aku bisa menjalani ini tanpa orang yang membantu aku? Apa aku mampu? Semua pikiran negatif itu seakan menusuk aku dalam-dalam. Kepercayaan diri aku dikikis habis, dan semua yang aku bangun sekian lama hancur begitu saja. Aku sampai berpikir, apa aku masih bisa PD setelah ini semua terjadi? Tapi kemudian aku ingat sesuatu. Aku tidak sekali dua kali mengalami ini. 19 tahun aku hidup (entah kalian umur berapa, tapi kalau pada umur 25 tahun ke atas, you're one strong independent woman who had been a lot AND survived.) dengan berbagai macam badai dalam hidup aku dan tebak?

Aku masih bisa ultah kok sampai umur 19 tahun. Itu membuktikan kalau bagaimana pun juga, walau hari terasa panjang karena masalah datang menghadang, kamu masih tetap selamat. Kamu masih tetap berdiri tegap.

BE GRATEFUL FOR THAT, PLEASE!

Ada atau tidak ada orang di sekitarmu, kamu masih bisa berdiri. Aku pun begitu. Karena yang ada di otak aku, aku pun lahir ke dunia ini sendiri, tidak dibarengi dengan entah Sisi atau Jono. Keluar dari rahim mama itu nggak mudah lo, kita juga sudah punya naluri untuk berjuang sejak kita masih oek oek begitu. Kita yang masih baby imut-imut aja bisa berjuang sendiri keluar dari rahim mama, ya kali kita yang udah gede bermodalkan tameng dan pengalaman begini tidak bisa hidup sendiri? Mengerti kan? Aku selalu berpikir, masa aku kalah sama Ste pas baby? (Anyway dulu aku imut banget gendut astaga, mungkin kalau kalian tau bakpao, yep, thats me). Jadi aku paksa diri aku untuk berpikir kalau No, girl, kamu akan bisa lewati ini. Prinsip yang selalu aku pegang sampai detik ini sih sama, Kamu Bisa Lewati Satu, Maka Kamu Bisa Lewati Seribu. Masalah itu kaya tugas kuliah (atau sekolah, kalau kalian masih sekolah) = Toh Akan Selesai. Tinggal prosesnya aja yang kita nggak tau, apa bakal males-malesan dan procrastinate sampe jadi lumut, atau kita akan rajin mendalaminya, belajar dari itu mencari jalan keluar. Finish-nya apa sih? Semua akan selesai.

Jadi, tinggal tunggu aja dan mikir yang baik-baik. Train otak untuk pikir positif itu sulit lo. Tapi kalau kalian bisa, you won the world. Karena nggak banyak orang bisa berpikir positif, sejujurnya. Itu keahlian langka. Sekarang siapa yang nggak bangga punya talenta langka? Gitu aja sih.

Stee memang pernah down, hati kecil selalu berteriak, cukup deh masalah-masalah ini. Kadang Stee juga lelah banget, rasanya seperti masalah itu datang bertubi-tubi terus.Tapi empat cara itu selalu Stee terapkan, dan Stee selalu berpikir: Kalau aku dapat masalah bertubi-tubi, kelak aku bakal dapat mukjizat bertubi-tubi. Paham kan teorinya?

So, mengakhiri ini, Stee cuma mau bilang, yang namanya hidup nggak akan lepas dari masalah :) Kalau nggak ada masalah, namanya bukan hidup. Menulis pun jadi masalah Stee juga, banyak ditentang orang dan segala macam, tapi ya sudah, toh ini yang menjalankan juga Stee, resiko apa pun, aku yang tanggung. Apa ini menjawab pertanyaanmu, Anonymous-ku? :)

Sekian untuk #AskAuthor kali ini, kuharap kalian nggak ada yang tanya soal cinta-cintaan ya!

(tapi bisa juga sih)

Ini ada quote bagus!

"The minute you think of giving up, think of the reason why you held on so long."

See you in the next post! <3

Regards,

Stee.


Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page